Hizbul Wathan: Definisi, Sejarah, Tujuan Singkat | Organisasi Otonom Muhammadiyah
Hizbul Wathan disingkat HW yang artinya pembela tanah air. HW adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah, dengan status Organisasi Otonom (Ortom) yang bergerak khusus dalam kepanduan. Maksud dari Kepanduan adalah sistem pendidikan di luar sistem keluarga dan sekolah untuk menyempurnakan kekurangan di dua sistem tersebut dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang. Umumnya dilaksanakan di alam terbuka.
Pandu adalah “setiap anak, remaja dan pemuda berjiwa, berkepribadian dan berprilaku pandu. Mereka menggabungkan diri dalam satu gerakan kepanduan, di mana para anggota terikat untuk mematuhi undang-undang pandu”.
Kwartir adalah “pimpinan kepanduan HW yang menjadi pengurus di tingkat pusat (Kwarpus), wilayah (Kwarmil), daerah (Kwarda), cabang (Kwarcab) dan di tingkat Qobilah”.
Qobilah adalah “pimpinan kepanduan HW di tingkat ranting (terdepan). Kalau di dalam Pramuka disebut Gugus Depan. Kalau HW tempo disebut golongan. Qobilah ideal terdiri dari seluruh peserta didik, ada athfal, pengenal, penghela, dan penuntun. Namun hal ini susah dilaksanakan. Oleh karena itu, Kwarpus mengambil kebijakan pada tahap awal hanya ada kelompok usia pun dapat disahkan sebagai Qobilah”.
Dalam strategi pengembangannya kepanduan HW menggunakan 2 jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur pemukman (teritorial). Masing-masing jalur memiliki kelebihan dan kekurangannya, sebaiknya dikembangkan di jalur pemukiman, lewat ranting Muhammadiyah.
Sejarah singkat berdirinya HW (Hizbul Wathan):
- Didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918.
- Dilarang bergerak oleh Pemerintah pendudukan Jepang dalam perang dunia II tahun 1942-1945.
- Bangkit kembali sesuai perang kemerdekaan tahun 1951.
- Dilebur dalam Pramuka tahun 1961 dengan Kepres No. 238 Tahun 1961.
- Dibangkitkan kembali oleh PP Muhammadiyah sebagai Ortom pada tanggal 18 November 1999 dalam era reformasi.
Dengan dileburkannya HW ke Pramuka tahun 1961, Muhammadiyah merasa kehilangan sarana utama untuk kaderisasi yang berkesinambungan. Putra-Putri warga Muhammadiyah yang mengikuti Pramuka hanya terbatas pada kegiatan sekolah. Mereka terlepas dari kehidupan Muhammadiyah di ranting. Sehingga kepekaan sosialnya berkurang. Sejarah membuktikan bahwa tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah dan negara banyak berasal dari didikan HW. Oleh karena itu, persyarikatan berusaha memanfaatkan kepanduan HW sebagai kaderisasi yang berkesinambungan.
Dan tujuan sebenarnya Muhammadiyah mendirikan Hizbul Wathan adalah “untuk membentuk kader Muhammadiyah yang tangguh dan mandiri secara berkesinambungan dari anak – remaja – pemuda”.
Tujuan Hizbul Wathan
Untuk membentuk warga masyarakat yang berkualitas, dalam arti mampu mandiri, peduli lingkungan, suka menolong, berakhlak mulia, membentuk manusia yang berjiwa pandu, berkepribadian pandu, berprilaku pandu dan memiliki keterampilan memandu.